Sabtu, 5 November 2010 at 16.15. Akhirnya aku selesaikan sebuah lukisan pertamaku sejak pindah ke Sangatta. Kalau dalam 10 bulan sebelumnya, aku fokus pada menulis … bulan ke 11 ini SPC Sangatta mulai menggeliat, atmosphere untuk melukis mulai mengembang di kota Batubara ini
Kalau membaca judul, lalu melihat thumbnail hasil lukisan, maka aku yakin pikiran teman-teman segera berkonotasi bahwa perempuan perampok hati, jatuh hati, cinta tak tersampai, cinta berkeping, dan tak jauh dari itu …….
Sebenarnya lukisan wajah perempuan tersebut hanya sebuah perlambang ….. untuk berdiskusi dari hati ke hati … let’s menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut …siapakah perampok terkejam di dunia ini? Siapakah perampok yang tak mungkin kita hindari itu? Siapakah yang paling takut terhadap perampok tak berperikemanusiaan itu?
Uang? Harta? Jabatan? … semua itu kalaupun tercuri atau terampok, masih bisa kita kembalikan …
Perampok terkejam dalam benakku sebenarnya adalah “Sang Waktu”, semua dari kita tiada yang mampu sembunyi dari tindak rampokannya .. menit ke menit terus menerus selama 24 jam kita dirampoknya, tanpa berkutik, tanpa mampu mengembalikannya …. Dan sang waktulah hal yang paling ditakuti perempuan … ketakutan menit demi menitnya … membuatnya gelisah yang sangat …. kegelisahan akan “menjadi tua” …. ketakutan masa muda yang terus dirampoknya gurat demi gurat …. ketika waktulah akhirnya yang membuat kemudaannya mengelupas satu persatu …
Dalam proses perenunganku, akhirnya kusimpulkan bahwa kalau kita melihat seorang perempuan, maka kita seolah melihat bagaimana sang waktu bekerja …
Kritik dan saran are wellcome ……